Rabu, 05 Oktober 2011

Menangislah, Jika Harus Menangis

bertanyalah pada orang-orang yang sedang mencinta, mengapa mereka begitu mudah menitikkan air mata. baik itu menitikkan air mata untuk sesuatu yang mereka cintai, karena sedang disakiti oleh yang mereka cintai, atau sekedar bentuk pengharapan yang ditujukan kepada yang mereka cintai. tidak lain dan tidak bukan adalah ketika telah men-cintai, akan ada pautan dan tambatan hati, kepada sesuatu tersebut, bahkan sampai pada tingkatan menjadikan sesuatu tersebut tempat bergantung. semua bermodalkan cinta.

menangis, bisa jadi menjadi jalan terakhir yang ditempuh, ketika badai kepahitan dan kesusahan yang teramat sedang melanda. jika tak ada “tempat sampah” untuk menuangkan beban yang menyesakkan dada, menangis bisa jadi alternatif. menangislah, jika harus menangis. jika dengan menangis akan terkuras semua beban yang menerpa hati dan perasaan. menangislah jika dengan menangis kamu akan bahagia, manangis pulalah jika dengan menangis akan mampu menikmati betapa manisnya petualangan hidup manusia menempuh cobaan dan ujian Allah.

menangislah,.. dan silahkan berkaca untuk siapa tangisanmu, apakah untuk seorang manusia yang takkan pernah kekal abadi rasa cintanya, untuk manusia yang tak jarang pula membuat kecewa. dan berkacalah untuk siapa bentuk segala cinta dan tangismu

jika jawabanmu cinta dan tangisanmu untuk Dzat yang kekal abadi yang senantiasa mencurahkan Rahmat dan kasih sayangNya pada manusia, maka amat beruntunglah kamu. jika tangisan untuk dosa yang telah dilakukan semoga di ampuni dan takut akan api neraka, amat beruntunglah kamu.

“Rasulullah saw bersabda : Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan di rahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata. Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka.”

Allahu a’lam bish showab

dikutip dari: Renungan Jiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar